Prostitusi Perusak Generasi Muda

Unknown

Kependudukan

Sunday 10 May 2015

107 Komentar

Belakangan ini sedang gencar dibahas dengan tema Prostitusi, terutama Prostitusi Online. Praktik prostitusi online belakangan marak diungkap menyusul tewasnya Deudeuh Alfi Syahrin alias Tata Chubby alias Empie di rumah kos bilangan Tebet, Jakarta Selatan dan ditangkapnya artis AA dalam kasus ini. Seperti dikutip dari detik.com. Namun bukan kasus tersebut yang kita bahas, melainkan dampak prostitusi itu sendiri yang dapat merusak generasi muda di Indonesia.

Pengertian Prostitusi dan Dampak bagi Generasi Muda

Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual, seperti seks oral atau hubungan seks, untuk uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK).

 Dengan menerapkan teori Swab, maka faktor-faktor yang menyebabkan timbul dan berkembangnya prostitusi antara lain:

1. Kondisi kependudukan, yang antara lain: jumlah penduduk yang besar dengan komposisi penduduk wanita lebih banyak dari pada penduduk laki-laki.
2. Perkembangan tenologi, yang antara lain: teknologi industri kosmetik termasuk operasi plastik, alat-alat dan/atau obat pencegah kehamilan; teknologi dalam telekomunikasi dan transportasi. Dalam hal ini yang jelas adalah penyalahgunaan terhadap produk-produk perkembangan teknologi di bidang industri.
3. Lemahnya penerapan, dan ringannya sanksi hukum positif yang diterapkan terhadap pelanggaran hukum. Pelanggaran hukum tersebut dapat dilakukan oleh pelaku (subyek) prostitusi, mucikari, pengelola hotel/penginapan, dan lain-lain.
4. Mahalnya biaya (resmi) pernikahan, sulitnya prosedur perceraian juga merupakan faktor pengembangan praktek prostitusi secara kuantitas.
5. Kurangnya kontrol di lingkungan permukiman oleh masyarakat sekitar, serta lingkungan alam seperti: jalur-jalur jalan, taman-taman kota, atau tempat-tempat lain yang sepi dan kekurangan fasilitas penerangan di malam hari, sangat menunjang untuk terjadinya praktek prostitusi

Prostitusi ini sangat berdampak buruk bagi Generasi Muda Indonesia. Dampak buruknya antara lain adalah:

1. Menimbulkan dan menyebarkan penyakit kelamin dan penyakit kulit. Penyakit kelamin tersebut adalah sipilis dan gonorrgoe. Keduanya dapat mengakibatkan penderitanya menjadi epilepsi, kelumpuhan, idiot psikotik yang berjangkit dalam diri pelakunya dan juga kepada keturunan.
2. Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga, sehingga keluarga menjadi berantakan.
3. Memberi pengaruh demoralisasi kepada lingkungan, khususnya remaja dan anak-anak yang menginjak masa puber.
4. Berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan minuman keras dan obat terlarang (narkoba).
5. Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama.
6. Terjadinya eksploitasi manusia oleh manusia lain yang dilakukan oleh germo, pemeras dan centeng kepada pelacur.
7. Menyebabkan terjadi disfungsi seksual antaralain : impotensi, anorgasme.

Hukum yang Sulit bagi Pelaku Prostitusi

seperti yang di kutip dari kompasiana.com,
Sulit untuk mengenakan hukum tindak pidana kepada pelaku prostitusi, sebab harus dilihat terlebih dahulu penyebab seseorang melakukan prostitusi, apakah karena alasan ekonomi, budaya, ataukah memang keinginan biologis (atau bahkan politik sosial). Semua faktor tersebut tetaplah tidak dapat menjadi landasan untuk menjerat pelaku prostitusi kepada hukum pidana, sebab semua itu persoalan sosial, bukan ranah hukum. Hukum hanya berbicara ‘halal-haram’, hitam-putih’, sedangkan sudut pandang sosial melihat masyarakat secara komprehensif, dan hal ini merupakan pendekatan ideal terhadap masyarakat sebagaimana ajaran agama dan Pancasila.
Dengan demikian, dalam memandang pelaku prostitusi, khususnya pada pelakunya, maka kita harus menggunakan sudut pandang sosial. Adapun pengorganisir prostitusi tak diragukan lagi merupakan tindak pidana karena mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain dan perbuatan ini jelas mengganggu kebebasan orang untuk mendapatkan nafkah. Untuk menanggulangi praktek prostitusi yang tak terorganisir dibutuhkan gerakan sosial yang massif, yakni melalui gerakan pendidikan, kesejahteraan sosial, gerakan emansipasi wanita dan lain sebagainya.

Prostitusi memang selamanya tidak akan pernah hilang, karena di mana ada kehidupan, disitulah ada prostitusi. Namun ini menjadi tanggung jawab kita sebagai generasi muda untuk bisa memperbaiki generasi-generasi selanjutnya. Apabila generasi lanjut lahir dari tindakan prostitusi, akan jadi apa Indonesia di masa depan. oelh sebab itu mari kita batasi diri kita dan lakukan hal-hal yang bermanfaat dan dapat membaw kita ke masa depan yang jauh lebih baik. sebagai bentuk perjuangan untuk menjaga kemerdekaan Republik Indonesia demi generasi yang berkualitas.