PIK-R           SMADA REMBANG
Saturday 22 October 2016

BROKEN HEART

Hampir setiap remaja pernah mengalami peristiwa yang menyebabkan sakit hati entah karena kehilangan orang yang dicintai, mendapat ejekan, cinta bertepuk sebelah tangan, bertengkar, atau pun penolakan cinta. Hidup terasa begitu berat seakan semua beban didunia ditumpukan padanya, tak bersemangat dalam menjalani hari-harinya dan merasa frustasi. Beberapa remaja yang patah hati terkadang melampiaskan sakit hatinya dengan melakukan hal-hal yang negatif, seperti menggunakan narkoba, terjerumus pergaulan bebas, bahkan melakukan hubungan seks diluar pernikahan. Ada juga yang melampiaskannya dengan hal yang positif, hal positif ini tidak sulit dicari, tidak perlu uang, dan bisa dilakukan dimana saja, yaitu belajar, dan belajar bukan duduk diam dan membolak balik halaman buku tapi belajar adalah bagaimana kita menanggapi dan menghadapi masalah yang ada didepan mata. Bukan melarikan diri seperti pengecut dan melakukan ini itu yang sama sekali tidak berguna. Beberapa pengecut terkadang tidak sanggup menghadapinya dan mengambil jalan pintas dengan mengakhiri hidupnya.

Tak banyak yang mengetahui bahwa sakit hati yang berkepanjangan dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Dampak terburuk bahkan dapat menimbulkan kematian. Seringkali orang yang mengalami sakit hati merasakan stress. Stress yang berkepanjangan ini dapat menyebabkan suatu penyakit yang disebut "Broken heart Syndrome" atau sindrom patah hati.

Sindrom patah hati adalah gangguan pada jantung bersifat sementara yang muncul ketika penderita dihadapkan atau diingatkan pada situasi yang membuatnya merasa tertekan. Gejala sindrom patah hati mirip dengan serangan jantung. Penderita mengalami nyeri dada, sesak napas, detak jantung yang tidak beraturan, dan sekujur tubuh terasa lemas seperti kelelahan. Untuk mengobatinya, biasanya dokter akan memberikan obat untuk gangguan jantung.

Tak hanya sindrom patah hati, stress yang diakibatkan oleh sakit hati yang berkepanjangan juga mempengaruhi kondisi tubuh kita yang lain. Berikut adalah dampak negatif sakit hati terhadap kondisi tubuh manusia :

• Naiknya asam lambung - stress menjadi salah satu penyebab naiknya produksi asam lambung yang sering menjadi penyakit maag atau gangguan lambung lainnya.

• Secondary Somatosencory Cortex akan teraktivasi. Secondary Somatosencory Cortex merupakan pusat rasa nyeri sehingga menyebabkan orang yang mengalami stress akan mengalami gejala ketidaknyamanan, pegal, letih akibat respon dari otak tersebut.

• Sistem kekebalan tubuh melemah - Melemahnya sistem imun atau sistem kekebalan tubuh salah satunya disebabkan karena pola hidup yang melelahkan dan kurang tidur. 2 hal tersebut merupakan hal-hal yang sering dialami oleh orang-orang yang patah hati sehingga sistem kekebalan tubuhnya menurun.
• Kerontokan rambut - Stress, frustasi, atau kecemasan berlebihan dapat menyebabkan kerontokan pada rambut. Semakin tinggi tingkat stress yang dialami, semakin banyak pula jumlah kerontokan pada rambut.

Stress yang berkepanjangan tak hanya menyebabkan sindrom patah hati, gangguan pada otak, lambung, sistem imun, dan rambut saja namun juga dapat menyebabkan bebrapa penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan stroke, serta kanker.

Salah satu bentuk patah hati adalah putus cinta, putus cinta memang berat untuk dihadapi, terutama jika kita di pihak yang diputuskan. Patah hati umumnya ditandai dengan rasa sakit pada jantung. Seolah-olah seperti ada beban berat yang menekan dada hingga ke jantung.

Ternyata sensasi yang Anda rasakan akibat patah hati ini ada alasannya dan tidak selalu berhubungan dengan kondisi mental. Tapi ada hormon dalam tubuh yang berperan menimbulkan rasa sakit tersebut.

Naomi Eisenberger, PhD dari University of California mengatakan, ketika putus hubungan dengan seseorang, otak sulit mengatasinya sendirian. Akibatnya, otak akan mengirimkan sinyal-sinyal ke tubuh untuk memberitahu bahwa yang kita alami saat itu adalah rasa sakit.

Seperti dikutip dari Female First, otak kita memiliki banyak hormon seperti oksitosin dan dopamin, yang merupakan hormon pembangkit rasa bahagia. Ketika kita merasa sedih atau marah, otak akan terganggu dan dua hormon tersebut akan pergi. Meninggalkan hormon stres di otak.

Dan ketika stres, otak akan mengirimkan kortisol dan epinephrine, hormon yang menimbulkan reaksi perlawanan dan melarikan diri. Reaksi ini bekerja maksimal jika kita berada di situasi yang mengancam. Misalnya terjebak di kerusuhan atau bertemu rampok, hormon kortisol akan memicu otot untuk bergerak demi menghindarinya.
Oleh karena itu, hormon kortisol akhirnya 'lari' ke dada, membuat dada membengkak dan akhirnya timbul rasa sakit dan menekan. Hormon ini juga membuat aliran darah ke perut tidak lancar. Itulah sebabnya orang yang patah hati cenderung tidak enak makan. Tidak hanya itu, patah hati juga menyebabkan tubuh lebih 'rapuh' sehingga kita lebih mudah terkena flu atau demam.
sakit hati yang berkepanjangan juga berisiko mengalami serangan jantung 21 kali lebih tinggi dalam 24 jam pada mereka yang ditinggal pasangannya karena kematian. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Harvard pada tahun 2012. Sulit tidur, tubuh dipaksa berpikir keras, depresi membuat tekanan darah meningkat, denyut jantung lebih cepat, darah juga tidak mengalir dengan lancar. Selain itu makanan dan minuman tidak sehat juga bisa menyebabkan kanker. Pikiran yang stres, perasaan buruk, serta emosi yang tidak stabil dalam waktu yang lama justru lebih mudah memicu munculnya mutasi gen. Kanker adalah pertumbuhan sel-sel secara abnormal. Sel kanker menyerang jaringan dan organ tubuh yang sehat. Stress yang akut akan meningkatkan level hormon kortisol hingga maksimal. Hal ini membuat sistem imunitas tubuh melemah sehingga sel yang rusak tak mengalami perbaikan, justru menjadi berbahaya dan dapat menjadi sel kanker.

Nah, kita dapat menyimpulkan jika efek sakit hati bagi kesehatan fisik maupun mental amat merugikan. Tapi bisa diatasi, atau minimal dikurangi agar tidak sampai menurunkan kualitas hidup. Beberapa caranya adalah meditasi dengan menghirup napas dalam-dalam; mengeluarkannya secara perlahan. Dengarkan musik-musik bertempo cepat dan berkumpul dengan banyak teman yang suka berkelakar agar Anda lebih banyak tertawa. Cara ini bisa membantu tubuh melepaskan endorphin, salah satu hormon bahagia. Cara lain misalnya dengan melakukan berbagai kegiatan yang positif untuk mengisi masa remaja kita dan selalu mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

 
Maaf untuk sementara ini klik kanan dinonaktifkan, karena banyak blogger yang copy paste sembarangan tanpa izin.
Jadi jika ingin Copy Tekan "
Ctrl
+
C
". Dan jika ingin buka link di new tab klik linknya sambil menekan tombol
Ctrl
. Terimakasih atas Pengertiannya, dan mohon maaf Jika anda terganggu. .
Best Regards PIK-R SMADA REMBANG